Pentalogi Metateater Aryo 5 Unsur Alam 4 Penjuru Angin



Pentas Pentalogi Metateater Aryo 5 Unsur Alam 4 Penjuru Angin mencapai puncaknya pada Jumat (5/10) yang lalu. Pertunjukan unsur ether dengan judul "I'm not the body" ini dihelat di Kantor Tribun Pekanbaru, Jalan Haji Imam Munandar.

Selain pentas metateater, dalam pertunjukan Jumat malam itu, juga ditampilkan berbagai macam acara kesenian. Misalnya jaranan, pembacaan puisi, dan gabano.

Pertunjukan gabano, kata Aryo, merupakan hal yang cukup unik. Menurutnya, gabano merupakan sebuah seni tradisi dari Kabupaten Kampar.

Pada pementasan itu, Aryo menggandeng grup Dzikiu Gabano dari Desa Batu Belah Kampar. Grup gabano ini, sudah cukup lama sesekali berkolaborasi dengannya dalam pementasan metateater.

"Sejak tahun 1996 lalu," kata dia.

Yang menarik, ucapnya, pemain gabano yang akan pentas nantinya seluruh personelnya sudah berusia lanjut. Rata-rata, sembilan personel gabano yang akan beraksi di Tribun, sudah berusia 70-an tahun.

Namun faktor usia tidak menghalangi mereka berkreatifitas. Personel yang sebagian besar merupakan penyadap karet tersebut, masih cukup eksis dalam dunia pertunjukan gabano.

Sebelumnya, jelas Aryo, grup ini pernah tampil bersama untuk merayakan ulang tahun sebuah statiun televesi swasta. Selain itu, grup yang sama ini pernah juga melakukan pementasan dalam peluncuran buku karya seorang tokoh Riau.

Seni gabano jelas Aryo, adalah sebuah kesenian yang berunsur musik rebana untuk mengiringi alunan dzikir yang dikumandangkan pemain-pemainnya. "Ritme dari gabano tidaklah monoton," ucapnya.

Diceritakan Aryo, pemain gabano yang akan pentas bersamanya merupakan seniman-seniman sejati. Orientasi mereka adalah mempertahankan kesenian ini agar tetap lestari. Tidak tergerus oleh arus budaya luar yang mengalir deras.

Dalam melestarikan seni tradisi ini, bahkan seorang yang disebut Aryo sebagai Datuk Gabano, rela bersepeda untuk datang ke tempat pementasan. Dia pun rela dibayar dengan upah yang relatif kecil.

Dikisahkan Aryo, gabano memberikan semangat hidup kepada personel-personel Dzikiu Gabano. Pernah suatu kali, Datuk Gabano sakit ketika hendak melakukan pementasan.

Semula, personel lainnya tidak mengijinkan Ocu Bano, sebutan lain Datuk Gabano, mengikuti pentas. Tentu hal itu dilatar belakangi pertimbangan kesehatannya.

Namun, dia bersikeras agar dirinya bisa mengikuti pementasan gabano. Akhirnya, rekan-rekannya pun menyerah dan kemudian mengijinkannya ikut latihan.

"Pada hari H pementasan, dia sudah sembuh total. Gabano adalah hidupnya," kata Aryo.

Sementara, antara gabano yang soft dan metateater yang absurd, tidaklah menjadi penghalang kekompakan kolaborasi antara keduanya. "Kami sudah sering pentas bersama. Silahkan saja datang ke Tribun Jumat malam besok untuk menyaksikan kekompakan kami," tutur Aryo.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More