Analogi kami

Tulisan ini hanya berlaku sebagai sudut pandang sempit dari kami yang tidak mampu menguraikan lebih banyak pokok penjelasan dari apa yang kita sebut seni, dari apa yang kami sukai sejak masih kecil, dari apa yang lekat didiri kita tanpa kita sadari, dari apa yang menjadi keindahan titipan-Nya.
Seni...
Kami bukanlah pengamat seni dengan bekal akademik, CV ataupun sertifikasi. Kami penikmat seni, sebagaimana kami meng-analogikan seni sesuai dengan paradigma dangkal kami pada saat kami menikmati lagu, tarian, lukisan, design, puisi, cerpen, novel ataupun film.
Judul Instramental Sources datang dari keterbatasan kami dengan istilah ataupun ilmu tentang seni yang menjabarkan kenapa karya seni A berbeda dengan karya seni B? Kami tidak menyediakan jawaban untuk pertanyaan itu, hanya saja kami mendekati pertautan antar jiwa dan mental sang seniman, dengan analisa sederhana seperti estetika, moral, pasar, dan industri, yang setidaknya memberikan pemahaman "puas" untuk kami.
Terlalu dini kami membuat kesimpulan tanpa menerima saran, masukan, ide, info ataupun ilmu dari teman teman yang lebih paham, lebih dalam, dan lebih luas pengetahuannya.
Semoga kita bisa berbagi, dan terus menjalin keindahan akan seni, yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita.
Selamat datang di "Instramental Sources, analogi sederhana visual aesthetic dan seni"


Instrources

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More